Tuesday, November 11, 2025
Google search engine
HomeInsight10 saham dengan kenaikan harga tertinggi di tahun 2018

10 saham dengan kenaikan harga tertinggi di tahun 2018

Saham dengan kenaikan harga tertinggi selama tahun 2018 yang dihitung dari harga awal tahun 2018 hingga 28 Desember 2018. Tujuannya dibuatnya daftar saham ini tentu saja untuk mencari tahu kok bisa naiknya drastis banget dalam setahun. Dari hasil tersebut berikut diperoleh 10 saham dengan kenaikan harga tertinggi di tahun 2018 antara lain :

  • PCAR (Prima Cakrawala Abadi Tbk)

Perusahaan ini mengalami kenaikan harga dari Rp 316 per lembar menjadi Rp 5.350 per lembar atau naik sebesar 1073,23 % . Sangat diluar perkiraan , apalagi di hari terakhir saham ini naik 21,59%.

Prima Cakrawala Abadi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pemrosesaan produk perikanan khususnya kepiting. Prima Cakrawala Abadi memiliki 3 pabrik yaitu di Semarang, Indramayu dan Makasar.

Apakah dari sisi fundamental perusahaan ini bagus??. PintarSaham.id mencoba mengakses website perusahaan dan memang tidak ditemukan laporan keuangan sama sekali :D. Jadi belum bisa disimpulkan mengapa saham ini naik drastis.

Hal yang bisa dilihat di website resmi mereka adalah prospektus ringkas mengingat perusahaan ini baru go public akhir tahun 2017. Apakah saham ini layak dikoleksi?? Mungkin jangan dulu 😀 sambil menunggu laporan keuangan yang teraudit.

 

  • PTSN (PT Sat Nusapersada Tbk)

Perusahaan ini mengalami kenaikan harga dari Rp 190 per lembar menjadi Rp 1.990 per lembar atau naik sebesar 964.17 % . PT Sat Nusapersada memulai usahanya sebagai pemasok papan sirkuit cetak , merakit bagian mekanik dan perakitan komponen elektronik.

Sat Nusapersada berlokasi di Pulau Batam dengan memiliki 11 pabrik dan 2 anak perusahaan. Dari sisi laporan keuangan laba perusahaan memang meningkat drastis jika dibandingkan tahun 2017.

Pada kuartal 3 2018 PTSN menghasilkan laba bersih sebesar 123,9 Milyar sedangkan di kuartal 3 2017 hanya sebesar 5,637 Milyar saja. Apa yang menyebabkan kenaikan yang drastis tersebut??. Nantikan pembahasan lengkapnya di artikel pintarsaham berikutnya 😀

 

  • FIRE (Alfa Energi Investama Tbk)

Perusahaan ini mengalami kenaikan harga dari Rp 1.340 per lembar menjadi Rp 7.750 per lembar atau naik sebesar 420.13 % .

PT Alfa Energi Investama Tbk merupakan perusahaan perdagangan yang fokus di sumber daya alam khususnya batu bara. Saat ini FIRE memiliki pertambangan batu bara di daerah Anggana, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. FIRE juga berencana memasuki bisnis pembangkit listrik melalui anak usahanya PT Alfa Daya Energi.

Dari sisi laba pada kuartal 3 2018, FIRE menghasilkan laba sebesar 6.759 Milyar meningkat dibandingkan kuartal 3 2017 dimana posisi perusahaan masih rugi sebesar 4,852 Milyar.

[bctt tweet=”Sektor komoditas memang sangat berfluktuasi karena sangat tergantung dengan harga pasar, jadi bagi investor yang tidak terlalu suka yang naik turunnya ekstrim hindari jenis saham ini.” via=”no”]

 

  • INDR (Indo-Rama Synthetics Tbk)

Perusahaan ini mengalami kenaikan harga dari Rp 1.250 per lembar menjadi Rp 5.925 per lembar atau naik sebesar 374 % .

Saham ini sebelumnya tergolong rendah likuiditas transaksinya dan baru ramai ditransaksikan di tahun 2018 ini. Indo Rama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil. INDR menghasilkan polyester dengan pabrik utama terletak di Purwakarta.

Dari sisi laporan keuangan , INDR menghasilkan laba sebesar 839 Milyar pada kuartal 3 2018 naik drastis jika dibandingkan posisi rugi sebesar 38,121 Milyar pada kuartal 3 2017.

Kenaikan ini sekali lagi tidak dijelaskan secara rinci alasannya di artikel ini, jadi nantikan terus artikel terbaru dari pintarsaham untuk mengetahuinya :D.

 

  • TKIM (Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk)

Perusahaan ini mengalami kenaikan harga dari Rp 2.970 per lembar menjadi Rp 11.100 per lembar atau naik sebesar 280.14 % .

[bctt tweet=”Perusahaan ini sering menjadi trending topic di tahun 2018 bersama INKP karena pulp (bubur kertas) yang harganya naik sehingga otomatis laba perusahaan ini juga naik drastis” via=”no”].

Pertanyaannya apakah di tahun 2019 perusahaan ini akan masuk lagi menjadi 10 besar dengan kenaikan harga saham tertinggi??. Tentunya tergantung harga pulp apakah naik atau turun.

TKIM merupakan bagian dari Sinarmas Grup. Pabriknya terletak di Sidoarjo, Jawa Timur. Produk TKIM mulai dari kertas, stationery, bahan kimia dan kotak karton.

Laba perusahaan pada kuartal 3 2018 sebesar 1.575 Milyar bandingkan yang hanya 247 Milyar di kuartal 3 2017. Keuntungan dari perusahaan yang bergerak di bidang komoditas seperti pulp adalah jika naik maka naik banget, jika turun ya turun banget 😀

 

  • ARTA (Arthavest Tbk)

Perusahaan ini mengalami kenaikan harga dari Rp 332 per lembar pada 2 Januari 2018 menjadi Rp 1.310 per lembar pada akhir tahun 2018 atau naik sebesar 239,38 % .

Arthavest Tbk (ARTA) bergerak di bidang investasi. ARTA memiliki bisnis perhotelan dengan memegang saham 51% PT Sanggraha Dhika yang merupakan pemilik sekaligus pengelola REDTOP Hotel di Jakarta Pusat.

Dari sisi laporan keuangan ARTA tidak menunjukkan kenaikan laba yang signifikan malah yang ada laba bersih perusahaan pada kuartal 3 2018 menurun jika dibandingkan kuartal 3 2017.

Jadi apa penyebabnya harganya bisa naik drastis???. Ketika tidak ada dasar yang kuat mengapa harga suatu saham bisa meroket maka akan sangat disarankan kita menjauh dulu dari saham tersebut 😀

Saham ERAA
Saham ERAA
  • ERAA (Erajaya Swasembada Tbk)

Perusahaan ini mengalami kenaikan harga dari Rp 720 per lembar menjadi Rp 2.200 per lembar atau naik sebesar 199.32 % .

ERAA merupakan perusahaan yang kita pasti pernah lihat tokonya dijalan-jalan utama kota besar di Indonesia. ERAA berdiri sejak tahun 1996 dengan menjalankan kegiatan usaha impor, distribusi dan perdagangan ritel perangkat telekomunikasi seluler, SIM Card, voucher isi ulang operator jaringan seluler, aksesoris, serta gadget seperti komputer dan perangkat elektronik lainnya.

Laba bersih pada kuartal 3 2018 sebesar 202 Milyar naik jika dibandingkan kuartal 3 2017 yang hanya sebesar 84 Milyar. Apakah kenaikan ini akan berlanjut di tahun 2019??.

 

  • CITA (Cita Mineral Investindo Tbk)

Perusahaan ini mengalami kenaikan harga dari Rp 850 per lembar menjadi Rp 1.840 per lembar atau naik sebesar 159.15 % .

CITA bergerak di bidang pertambangan bauksit dan alumina sejak 2012. Padahal di tahun awal berdirinya perusahaan ini yaitu tahun 1992 perusahaan lebih bergerak dibidang produksi panel furnitur. Menarik sekali perubahannya bukan.

Dari sisi laporan keuangan kuartal 3 2018 CITA menghasilkan laba sebesar 246 Milyar meningkat dibandingkan kerugian pada kuartal 3 2017 sebesar 34 Milyar. Apakah harga bauksit meningkat drastis selama 2018 sehingga laba perusahaan ini juga naik drastis?.

 

  • IMAS (Indomobil Sukses International Tbk)

Perusahaan ini mengalami kenaikan harga dari Rp 840 per lembar menjadi Rp 2.160 per lembar atau naik sebesar 157,14 % .

IMAS fokus di bidang ritel, layanan purna jual dan pembiayaan kendaraan bermotor. Merek yang menjadi lisensi IMAS diantaranya Suzuki, Nissan, Audi, Renault, Volvo, Volkswagen untuk mobil , Suzuki untuk motor.

Dari kinerja laba, saham IMAS menghasilkan laba terakumulasi hingga kuartal 3 2018 sebesar Rp 601 Milyar. Hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2017 kuartal 3 yang terakumulasi labanya hanya sebesar – 572 Milyar atau rugi.

  • MASA (Multistrada Arah Sarana Tbk)

Perusahaan ini mengalami kenaikan harga dari Rp 280 per lembar menjadi Rp 720 per lembar atau naik sebesar 157,14 % .

Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) malah baru meroket sahamnya dibulan Oktober 2018. Perusahaan ini bergeraj dbidang produksi ban dengan merek Corsa untuk kendaraan roda dua dan merek Achilles untuk kendaraan roda empat. Berdiri sejak tahun 1988, perusahaan ini berpartner dengan Paris Saint German sejak 2016.

Dari sisi laporan keuangan secara TTM atau akumulasi di kuartal 3 2018 MASA menghasilkan rugi sebesar Rp 32 Milyar . Masih rugi lho padahal kok bisa naik ya harga sahamnya :D. Apakah ada isu tertentu?? Sebaiknya lebih didalami lagi jika menemukan saham yang seperti ini.

Kesimpulan

10 saham dengan kenaikan harga tertinggi tadi hanyalah daftar yang bisa dijadikan analisa di tahun 2019 nanti. Mulai dari mengapa saham tersebut naiknya drastis banget, apakah memang ada perubahan yang signifikan selama tahun 2018.

Penting juga untuk diketahui ternyata tidak ada saham yang 10 kapitalisasi pasar terbesar masuk di daftar tadi. [bctt tweet=”Jadi apakah analisa fundamental itu tidak berpengaruh terhadap kenaikan harga saham dalam jangka 1 tahun??” via=”no”]. Apakah melihat laba saja cukup dalam analisa fundamental saham?

Kita akan membahasnya di artikel berikutnya 😀

Jika anda menyukai artikel ini, silakan berlangganan Youtube Channel Pintar Saham dan juga Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia serta Instagram @pintarsaham.id. Jangan lupa untuk memberikan komentar apabila ada hal yang masih belum dimengerti dari artikel ini 😀

Happy Investing 😀

Disclaimer :

Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Made Aditya on Saham vs Forex
A yani on Analisa Saham LPPF
Yudistira Indrasmaya Anugerah on 10 Kesalahan Pemula dalam Berinvestasi Saham
marpa on Saham vs Forex
Tyas Dwi Aprilniadi on Saham vs Forex
Asa Uswatun Khasanah on KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia)