Tuesday, November 11, 2025
Google search engine
HomeBelajar SahamEnterprise Value dan Penggunaannya dalam Mengukur Kewajaran Harga Suatu Saham

Enterprise Value dan Penggunaannya dalam Mengukur Kewajaran Harga Suatu Saham

Enterprise Value dalam mengukur nilai wajar suatu perusahaan. Berinvestasi merupakan kewajiban saat ini apabila anda sudah memproteksi kekayaan anda karena dengan berinvestasi maka nilai uang yang kita punya akan meningkat lebih baik dibandingkan dengan inflasi (tentunya jika pilihan jenis investasinya tepat). Salah satu bentuk investasi yang menghasilkan imbal hasil yang tergolong tinggi adalah saham.

Berinvestasi dalam saham memang banyak dihindari oleh masyarakat Indonesia karena dianggap berisiko tinggi dan hanya untuk kalangan tertentu saja padahal nih semua orang bisa membeli saham saat ini dengan hanya bermodalkan Rp 100.000,00 saja lho. Tahapannya adalah pertama membuka rekening di perusahaan sekuritas terdekat di kota anda kemudian mempelajari saham mana yang layak dibeli.

Salah satu cara menganalisis saham mana yang layak dibeli adalah dengan menghitung Enterprise Value suatu perusahaan. Menghitung Enterprise Value dapat digunakan untuk mengukur nilai wajar suatu perusahaan.

Enterprise Value atau EV lebih singkatnya, merupakan pengukuran total nilai suatu perusahaan, sering di gunakan sebagai alternatif dalam mengukur kapitalisasi pasar perusahaan. Kapitalisasi pasar dari suatu perusahaan secara sederhana dihitung dengan cara mengalikan jumlah lembar saham yang beredar pada perusahaan tersebut dengan harga per lembar sahamnya.

Enterprise value sendiri dihitung dengan menjumlahkan kapitalisasi pasar dengan hutang dikurangi total kas dan setara kas

Perhitungan Enterprise Value

EV = market value of common stock + market value of preferred equity + market value of debt + minority interest – cash and investments.

Enterprise Value
Rumus Enterprise Value

Oke itu rumus in englishnya kalau di Indonesiakan secara sederhananya

“EV = kapitalisasi pasar suatu saham + hutang – kas”

Enterprise value secara teoritikal merupakan sejumlah harga yang harus dibayarkan oleh seseorang apabila ingin mengambil alih perusahaan tersebut. Enterprise value memang berbeda signifikan dengan kapitalisasi pasar dan lebih akurat dalam menilai suatu perusahaan (karena memperhitungkan faktor utang perusahaan).

Manfaat Perhitungan Enterprise Value

Enterprise value sebagai enterprise multiple berkaitan dengan nilai total suatu perusahaan yang tercermin dalam nilai pasarnya yang dihasilkan melalui pengukuran pendapatan berulang yang dihasilkan oleh kegiatan operasionalnya seperti EBITDA

  • EBITDA (Earnings before Interest, Tax, Depreciation and Amortization) = recurring earnings from continuing operations + interest + taxes + depreciation + amortization

Rasio EV/EBITDA berhubungan positif dengan tingkat pertumbuhan dalam Free Cash Flow perusahaan dan berhubungan negatif dengan WACC.(apa pula WACC :D, jangan bingung akan ada penjelasan berikutnya)

EV/EBITDA ini berguna dalam mengukur dalam hal keadaan seperti :

Rasio ini dianggap lebih akurat dibandingkan penggunaan rasio PER karena PER sendiri akan menjadi tidak valid apabila perusahaan yang dibandingkan berbeda sektor contoh PER perusahaan yang bergerak di sektor pertanian tentu saja akan berbeda besarannya apabila dibandingkan PER perusahaan yang bergerak di sektor keuangan. Penggunaan EV/EBITDA sendiri lebih universal karena perhitungannya melibatkan proses operasional di perusahaan itu sendiri.

EBITDA juga lebih berguna dalam menilai bisnis yang tergolong padat modal dengan jumlah depresiasi dan amortisasi yang tinggi.

EBITDA besarannya hampir selalu positif bahkan ketika EPS negatif

Pengukuran lainnya yang menggunakan Enterprise Value adalah EV/Sales (perbandingan antara Enterprise Value dengan penjualan (sales). Pengukuran ini dianggap lebih akurat dibandingkan dengan rasio Price/Sales karena sudah memperhitungkan jumlah utang yang dimiliki oleh perusahaan (yang tentu saja perlu dibayar sewaktu-waktu).

Secara umum makin rendah rasio EV/Sales maka makin menarik perusahaan tersebut atau tergolong undervalued. Rasio EV/Sales dapat saja negatif apabila kas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut jumlahnya lebih besar dibandingkan kapitalisasi pasar dan hutangnya yang menunjukkan bahwa perusahaan dapat membiayai dirinya sendiri hanya dengan uang kas yang dimiliki

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Made Aditya on Saham vs Forex
A yani on Analisa Saham LPPF
Yudistira Indrasmaya Anugerah on 10 Kesalahan Pemula dalam Berinvestasi Saham
marpa on Saham vs Forex
Tyas Dwi Aprilniadi on Saham vs Forex
Asa Uswatun Khasanah on KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia)