Enterprise Value dalam mengukur nilai wajar suatu perusahaan. Berinvestasi merupakan kewajiban saat ini apabila anda sudah memproteksi kekayaan anda karena dengan berinvestasi maka nilai uang yang kita punya akan meningkat lebih baik dibandingkan dengan inflasi (tentunya jika pilihan jenis investasinya tepat). Salah satu bentuk investasi yang menghasilkan imbal hasil yang tergolong tinggi adalah saham.
Berinvestasi dalam saham memang banyak dihindari oleh masyarakat Indonesia karena dianggap berisiko tinggi dan hanya untuk kalangan tertentu saja padahal nih semua orang bisa membeli saham saat ini dengan hanya bermodalkan Rp 100.000,00 saja lho. Tahapannya adalah pertama membuka rekening di perusahaan sekuritas terdekat di kota anda kemudian mempelajari saham mana yang layak dibeli.
Salah satu cara menganalisis saham mana yang layak dibeli adalah dengan menghitung Enterprise Value suatu perusahaan. Menghitung Enterprise Value dapat digunakan untuk mengukur nilai wajar suatu perusahaan.
Enterprise Value atau EV lebih singkatnya, merupakan pengukuran total nilai suatu perusahaan, sering di gunakan sebagai alternatif dalam mengukur kapitalisasi pasar perusahaan. Kapitalisasi pasar dari suatu perusahaan secara sederhana dihitung dengan cara mengalikan jumlah lembar saham yang beredar pada perusahaan tersebut dengan harga per lembar sahamnya.
Enterprise value sendiri dihitung dengan menjumlahkan kapitalisasi pasar dengan hutang dikurangi total kas dan setara kas
Perhitungan Enterprise Value
EV = market value of common stock + market value of preferred equity + market value of debt + minority interest – cash and investments.

Oke itu rumus in englishnya kalau di Indonesiakan secara sederhananya
“EV = kapitalisasi pasar suatu saham + hutang – kas”
Enterprise value secara teoritikal merupakan sejumlah harga yang harus dibayarkan oleh seseorang apabila ingin mengambil alih perusahaan tersebut. Enterprise value memang berbeda signifikan dengan kapitalisasi pasar dan lebih akurat dalam menilai suatu perusahaan (karena memperhitungkan faktor utang perusahaan).
Manfaat Perhitungan Enterprise Value
Enterprise value sebagai enterprise multiple berkaitan dengan nilai total suatu perusahaan yang tercermin dalam nilai pasarnya yang dihasilkan melalui pengukuran pendapatan berulang yang dihasilkan oleh kegiatan operasionalnya seperti EBITDA
- EBITDA (Earnings before Interest, Tax, Depreciation and Amortization) = recurring earnings from continuing operations + interest + taxes + depreciation + amortization
Rasio EV/EBITDA berhubungan positif dengan tingkat pertumbuhan dalam Free Cash Flow perusahaan dan berhubungan negatif dengan WACC.(apa pula WACC :D, jangan bingung akan ada penjelasan berikutnya)
EV/EBITDA ini berguna dalam mengukur dalam hal keadaan seperti :
Rasio ini dianggap lebih akurat dibandingkan penggunaan rasio PER karena PER sendiri akan menjadi tidak valid apabila perusahaan yang dibandingkan berbeda sektor contoh PER perusahaan yang bergerak di sektor pertanian tentu saja akan berbeda besarannya apabila dibandingkan PER perusahaan yang bergerak di sektor keuangan. Penggunaan EV/EBITDA sendiri lebih universal karena perhitungannya melibatkan proses operasional di perusahaan itu sendiri.
EBITDA juga lebih berguna dalam menilai bisnis yang tergolong padat modal dengan jumlah depresiasi dan amortisasi yang tinggi.
EBITDA besarannya hampir selalu positif bahkan ketika EPS negatif
Pengukuran lainnya yang menggunakan Enterprise Value adalah EV/Sales (perbandingan antara Enterprise Value dengan penjualan (sales). Pengukuran ini dianggap lebih akurat dibandingkan dengan rasio Price/Sales karena sudah memperhitungkan jumlah utang yang dimiliki oleh perusahaan (yang tentu saja perlu dibayar sewaktu-waktu).
Secara umum makin rendah rasio EV/Sales maka makin menarik perusahaan tersebut atau tergolong undervalued. Rasio EV/Sales dapat saja negatif apabila kas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut jumlahnya lebih besar dibandingkan kapitalisasi pasar dan hutangnya yang menunjukkan bahwa perusahaan dapat membiayai dirinya sendiri hanya dengan uang kas yang dimiliki





[…] Dari sisi market capital atau kapitalisasi pasar BRI paling besar dibandingkan 3 bank BUMN lainnya begitu juga dengan nilai Enterprise Valuenya. Baca artikel tentang : Enterprise Value dan Kegunaannya dalam Mengukur Nilai Harga Saham […]
[…] Baca juga : Enterprise Value dan Penggunaannya dalam Mengukur Kewajaran Harga Suatu Saham […]